Ruangan ini adalah ruangan untuk penulis berkongsi kepada para pembaca tentang cerita-cerita nasihat mengenai cinta, persahabatan, kekeluargaan, & kehidupan.
Kisah Kopi Masin
Dia bertemu dengan gadis itu di sebuah pesta, gadis yang menakjubkan. Banyak jejaka berusaha mendekatinya. Sedangkan dia sendiri hanya seorang lelaki biasa. Tiada seorang gadis pun yang mempedulikannya. Apabila pesta telah selesai, dia mengundang gadis itu untuk minum kopi bersamanya. Walaupun terkejut dengan undangan yang mendadak, si gadis tidak mahu mengecewakannya. Mereka berdua duduk di sebuah kedai kopi yang begitu nyaman. Si lelaki begitu gugup untuk mengatakan sesuatu, sedangkan si gadis merasa sangat tidak selesa.
"Cepat katakan sesuatu. Aku ingin segera pulang", kata si gadis dalam hatinya.
Tiba-tiba si lelaki berkata pada pelayan, "Tolong ambilkan saya garam. Saya ingin membubuhkan dalam kopi saya."
Semua orang memandang dan melihat aneh padanya. Mukanya mendadak menjadi merah, tapi dia tetap mengambil dan membubuhkan garam dalam kopi serta meminum kopinya.
Sang gadis bertanya dengan penuh rasa ingin tahu kepadanya, "Kebiasaanmu sangat aneh?".
"Saat aku masih kecil, aku tinggal dekat laut. Aku sangat suka bermain-main di laut, di mana aku dapat merasakan laut... masin dan pahit. Sama seperti rasa kopi ini",jawab si laki-laki.
"Sekarang, tiap kali aku minum kopi masin, aku jadi teringat akan masa kecilku, tanah kelahiranku. Aku sangat merindukan kampung halamanku, rindu kedua orang tuaku yang masih tinggal di sana", lanjutnya dengan mata berlinang.
Sang gadis begitu terharu. Itu adalah hal sangat menyentuh hatinya. Perasaan yang begitu dalam dari seorang lelaki yang mengungkapkan kerinduan akan kampung halamannya. Ia pasti seorang yang mencintai dan begitu mengambil berat akan rumah dan keluarganya. Ia pasti mempunyai rasa tanggungjawab akan tempat tinggal dan orang tuanya. Kemudian sang gadis memulakan perbualan, mulai bercerita tentang tempat tinggalnya yang jauh, masa kecilnya, keluarganya.Perbualan yang sangat menarik bagi mereka berdua. Dan itu juga merupakan permulaan yang indah dari kisah cinta mereka. Mereka terus menjalin hubungan. Sang gadis menyedari bahawa dia adalah lelaki idamannya. Dia begitu toleran, baik hati, hangat, penuh perhatian. Kesimpulannya dia adalah lelaki baik yang hampir saja diabaikan begitu saja.
Untung saja ada kopi masin !
Seperti setiap kisah cinta yang indah: sang puteri menikah dengan sang putera, dan mereka hidup bahagia.Begitulah lelaki dan gadis itu akhirnya bernikah. Dan, setiap kali dia membuatkan suaminya secangkir kopi, dia membubuhkan sedikit garam di dalamnya, kerana dia tahu itulah kesukaan suaminya. Setelah 40 tahun berlalu, si lelaki meninggal dunia. Dia meninggalkan sepucuk surat bagi isterinya:
"Sayangku, maafkanlah aku. Maafkan kebohongan yang telah aku buat sepanjang hidupku. Ini adalah satu-satunya kebohonganku padamu---tentang kopi masin. Kamu ingatkan saat kita pertama kali berkenalan? Aku sangat gugup waktu itu. Sebenarnya aku menginginkan sedikit gula. Tapi aku telah mengatakan garam. Waktu itu aku ingin membatalkannya, tapi aku tak sanggup, maka aku biarkan saja semuanya. Aku tak pernah sangka hal itu akan menjadi awal perbualan kita. Aku telah mencuba untuk mengatakan hal yang sebenarnya kepadamu. Aku telah mencubanya beberapa kali dalam hidupku, tapi aku begitu takut untuk melakukannya, kerana aku telah berjanji untuk tidak menyembunyikan apapun darimu... Sekarang saat kau membaca surat ini, aku sudah tiada. Tidak ada lagi yang perlu aku bimbangkan, maka aku akan mengatakan ini padamu: Aku tidak menyukai kopi yang masin. Tapi sejak aku mengenalimu, aku selalu minum kopi yang rasanya masin sepanjang hidupku. Aku tidak pernah menyesal atas semua yang telah aku lakukan padamu. Aku tidak pernah menyesali semuanya. Dapat berada disampingmu adalah kebahagiaan terbesar dalam hidupku. Jika aku punya kesempatan untuk menjalani hidup sekali lagi, aku tetap akan berusaha mengenalimu dan menjadikanmu isteriku walaupun aku harus minum kopi masin sekali lagi."
Sambil membaca, airmatanya membasahi surat itu.
Suatu hari seseorang telah bertanyanya, "Bagaimana rasa kopi masin?"
Si gadis pasti menjawab, "Rasanya begitu manis."
Moral:
Kadang-kadang anda merasakan anda mengenali seseorang lebih baik dari orang lain, tapi hanya untuk menyedari bahawa pendapat anda tentang seseorang itu bukan seperti yang anda gambarkan. Sama seperti kejadian kopi masin tadi...
>> Sumber: www.cerita-tauladan.blogspot
"Cepat katakan sesuatu. Aku ingin segera pulang", kata si gadis dalam hatinya.
Tiba-tiba si lelaki berkata pada pelayan, "Tolong ambilkan saya garam. Saya ingin membubuhkan dalam kopi saya."
Semua orang memandang dan melihat aneh padanya. Mukanya mendadak menjadi merah, tapi dia tetap mengambil dan membubuhkan garam dalam kopi serta meminum kopinya.
Sang gadis bertanya dengan penuh rasa ingin tahu kepadanya, "Kebiasaanmu sangat aneh?".
"Saat aku masih kecil, aku tinggal dekat laut. Aku sangat suka bermain-main di laut, di mana aku dapat merasakan laut... masin dan pahit. Sama seperti rasa kopi ini",jawab si laki-laki.
"Sekarang, tiap kali aku minum kopi masin, aku jadi teringat akan masa kecilku, tanah kelahiranku. Aku sangat merindukan kampung halamanku, rindu kedua orang tuaku yang masih tinggal di sana", lanjutnya dengan mata berlinang.
Sang gadis begitu terharu. Itu adalah hal sangat menyentuh hatinya. Perasaan yang begitu dalam dari seorang lelaki yang mengungkapkan kerinduan akan kampung halamannya. Ia pasti seorang yang mencintai dan begitu mengambil berat akan rumah dan keluarganya. Ia pasti mempunyai rasa tanggungjawab akan tempat tinggal dan orang tuanya. Kemudian sang gadis memulakan perbualan, mulai bercerita tentang tempat tinggalnya yang jauh, masa kecilnya, keluarganya.Perbualan yang sangat menarik bagi mereka berdua. Dan itu juga merupakan permulaan yang indah dari kisah cinta mereka. Mereka terus menjalin hubungan. Sang gadis menyedari bahawa dia adalah lelaki idamannya. Dia begitu toleran, baik hati, hangat, penuh perhatian. Kesimpulannya dia adalah lelaki baik yang hampir saja diabaikan begitu saja.
Untung saja ada kopi masin !
Seperti setiap kisah cinta yang indah: sang puteri menikah dengan sang putera, dan mereka hidup bahagia.Begitulah lelaki dan gadis itu akhirnya bernikah. Dan, setiap kali dia membuatkan suaminya secangkir kopi, dia membubuhkan sedikit garam di dalamnya, kerana dia tahu itulah kesukaan suaminya. Setelah 40 tahun berlalu, si lelaki meninggal dunia. Dia meninggalkan sepucuk surat bagi isterinya:
"Sayangku, maafkanlah aku. Maafkan kebohongan yang telah aku buat sepanjang hidupku. Ini adalah satu-satunya kebohonganku padamu---tentang kopi masin. Kamu ingatkan saat kita pertama kali berkenalan? Aku sangat gugup waktu itu. Sebenarnya aku menginginkan sedikit gula. Tapi aku telah mengatakan garam. Waktu itu aku ingin membatalkannya, tapi aku tak sanggup, maka aku biarkan saja semuanya. Aku tak pernah sangka hal itu akan menjadi awal perbualan kita. Aku telah mencuba untuk mengatakan hal yang sebenarnya kepadamu. Aku telah mencubanya beberapa kali dalam hidupku, tapi aku begitu takut untuk melakukannya, kerana aku telah berjanji untuk tidak menyembunyikan apapun darimu... Sekarang saat kau membaca surat ini, aku sudah tiada. Tidak ada lagi yang perlu aku bimbangkan, maka aku akan mengatakan ini padamu: Aku tidak menyukai kopi yang masin. Tapi sejak aku mengenalimu, aku selalu minum kopi yang rasanya masin sepanjang hidupku. Aku tidak pernah menyesal atas semua yang telah aku lakukan padamu. Aku tidak pernah menyesali semuanya. Dapat berada disampingmu adalah kebahagiaan terbesar dalam hidupku. Jika aku punya kesempatan untuk menjalani hidup sekali lagi, aku tetap akan berusaha mengenalimu dan menjadikanmu isteriku walaupun aku harus minum kopi masin sekali lagi."
Sambil membaca, airmatanya membasahi surat itu.
Suatu hari seseorang telah bertanyanya, "Bagaimana rasa kopi masin?"
Si gadis pasti menjawab, "Rasanya begitu manis."
Moral:
Kadang-kadang anda merasakan anda mengenali seseorang lebih baik dari orang lain, tapi hanya untuk menyedari bahawa pendapat anda tentang seseorang itu bukan seperti yang anda gambarkan. Sama seperti kejadian kopi masin tadi...
>> Sumber: www.cerita-tauladan.blogspot
Kisah Tempe
Ada sebuah kampung di pedalaman Tanah Jawa. Di situ ada seorang perempuan tua yang sangat kuat beribadat. Pekerjaannya ialah membuat tempe dan menjualnya di pasar setiap hari. Ia merupakan satu-satunya sumber pendapatannya untuk menyara hidup. Tempe yang dijualnya merupakan tempe yang dibuatnya sendiri.
Pada suatu pagi, seperti biasa, ketika beliau sedang bersiap-siap untuk pergi menjual tempenya, tiba tiba dia tersedar yang tempenya yang diperbuat daripada kacang kedelai hari itu masih belum menjadi, separuh jadi. Biasaannya tempe beliau telah masak sebelum berangkat. Diperiksanya beberapa bungkusan yang lain. Ternyatalah memang semuanya belum masak lagi. Perempuan tua itu berasa amat sedih sebab tempe yang masih belum jadi pastinya tidak akan laku dan tiadalah rezekinya pada hari itu.
Dalam suasana hatinya yang sedih, dia yang memang kuat beribadah teringat akan firman Tuhan yang menyatakan bahawa Tuhan dapat melakukan perkara-perkara ajaib, bahwa bagi Tuhan tiada yang mustahil. Lalu diapun mengangkat keduatangannya sambil berdoa , "Tuhan , aku memohon kepadaMu agar kacang kedelai ini menjadi tempe. Amin"Begitulah doa ringkas yang dipanjatkan dengan sepenuh hatinya. Dia sangat yakin bahawa Tuhan pasti mengabulkan doanya. Dengan tenang perempuan tua itu menekan-nekan bungkusan bakal tempe dengan hujung jarinya dan dia pun membuka sikit bungkusan itu untuk menyaksikan keajaiban kacang soya itumenjadi tempe. Namun, dia termenung seketika sebab kacang tu masih tetap kacang kedelai. Namun dia tidak putus asa, sebaliknya berfikir mungkin doanya kurang jelas didengar oleh Tuhan. Maka dia pun mengangkat kedua tangannya semula danberdoa lagi. "Tuhan, aku tahu bahawa tiada yang mustahil bagiMu. Bantulah aku supaya hari ini aku dapatmenjual tempe kerana inilah mata pencarianku. Aku mohon agar jadikanlah kacang kedelaiku ini kepada tempe, Amin". Dengan penuh harapan dan debaran dia pun sekali lagi membuka sedikit bungkusan tu. Apakah yang terjadi? Dia termangu dan hairan apabila tempenya masih tetap begitu!!
Sementara itu hari pun semakin meninggi sudah tentu pasar sudah mulai didatangi ramai orang. Dia tetap tidak kecewa atas doanya yang belum terkabul. Walaubagaimanapun karena keyakinannya yg sangat tinggi dia meneruskan untuk tetap pergi ke pasar membawa barang jualannya itu.
Perempuan tua itu pun berserah pada Tuhan dan meneruskan pemergian ke pasar sambil berdoa dengan harapan apabila sampai di pasar kesemua tempenya akan masak. Dia berfikir mungkin keajaiban Tuhan akan terjadi dalam perjalanannya kepasar. Sebelum keluar dari rumah, dia sempat mengangkat kedua tangannya untuk berdoa. "Tuhan, aku percaya, Engkau akan mengabulkan doaku. Sementara aku berjalan menuju kepasar, Engkau kurniakanlah keajaiban ini buatku, jadikanlah tempe ini.Amin".
Lalu dia pun berangkat. Di sepanjang perjalanan dia tetap tidak lupa membaca doa di dalam hatinya. Sesampai sahaja di pasar, segera dia meletakkan barang-barangnya. Hatinya betul-betul yakin yang tempenya sekarang mesti sudah menjadi. Dengan hati yg berdebar-debar dia pun membuka bakulnya dan menekan-nekan dengan jarinya setiap bungkusan tempeyang ada. Perlahan-lahan dia membuka sedikit daun pembungkusnya dan melihat isinya. Apa yang terjadi? Tempenya masih belum menjadi!! Dia pun kaget seketika lalu menarik nafas dalam-dalam. Dalam hatinya sudahmula merasa sedikit kecewa dan putus asa kepada Tuhan kerana doanya tidakdikabulkan. Dia merasakan Tuhan tidak adil. Tuhan tidak kasihan padanya, inilah satu-satunya sumber rezekinya, hasil jualan tempe.
Dia akhirnya cuma duduk saja tanpa memamerkan barang jualannya sebab dia berasakan bahwa tiada orang yang akan membeli tempe yang baru separuh jadi. Sementara itu hari pun semakin petang dan pasar sudah mulai sepi, para pembeli sudah mulai kurang. Dia melihat-lihat kawan-kawan sesama penjual tempe, tempe mereka sudah hampir habis. Dia tertunduk lesu seperti tidak sanggup menghadapi kenyataan bahwa hari ini tidak ada hasil jualan yang bisa dibawa pulang. Namun jauh disudut hatinya masih menaruh harapan terakhir kepada Tuhan, pasti Tuhan akan menolongnya. Walaupun dia tahu bahawa pada hari itu dia tidak akan dapat pendapatan langsung, namun dia tetap berdoa buat kali terakhir, "Tuhan,berikanlah penyelesaian terbaik terhadap tempeku yang belum menjadi ini.
"Tiba-tiba dia dikejutkan dengan teguran seorang wanita."Maaf ya, saya ingin bertanya, apa ibu menjual tempe yang belum menjadi? Dari tadi saya sudah pusing keliling pasar ini untuk mencarinya tapi masih belum ketemu lagi."Dia termenung dan terkanget-kaget seketika. Hatinya terkejut sebab sejak berpuluh tahun menjual tempe, tidak pernah seorang pun pelanggannya mencari tempe yang belum menjadi. Sebelum dia menjawab pertanyaan wanita di depannya itu, cepat-cepat dia berdoa di dalam hatinya "Tuhan, saat ini aku tidak mahu tempe ini jadi lagi. Biarlah tempe ini seperti semula, Amin". Sebelum dia menjawab pertanyaan wanita itu, dia membuka sedikit daun penutup tempenya. Alangkah kagetnya dia, ternyata memang benar tempenya masih belum menjadi!
Dia pun rasa gembira dalam hatinya dan bersyukur pada Tuhan. Wanita itu pun memborong habis semua tempenya yang belum jadi itu. Sebelum wanita tu pergi, dia sempat bertanya wanita itu, "Mengapa hendak membeli tempe yang belum jadi?" Wanita itu menerangkan bahwa anaknya yang kini berada di Inggris ingin makan tempe dari desa. Kerana tempe itu akan dikirimkan ke England, si ibu tadi membeli tempe yang belum jadi lagi supaya apabila sampai di Inggris nanti akan menjadi tempe yang sempurna. Kalau dikirimkan tempe yang sudah jadi, nanti di sana tempe itu sudah tidak enak lagi dan rasanya pun kurang sedap. Perempuan tua itu pun keheranan dan berfikir rupa-rupanya doanya sudah dimakbulkan oleh Tuhan...
Moral:
Pertama: Kita sering memaksakan kehendak kita kepada Tuhan sewaktu berdoa,padahal sebenarnya Tuhan lebih mengetahui apa yang kita perlukan dan apayang terbaik untuk diri kita.
Kedua:. Sentiasalah berdoa dalam menjalani kehidupan seharian kita sebagaihambaNya yang lemah. Jangan sekali-kali berputus asa terhadap apa yangdipinta. Percayalah bahawa Tuhan akan mengabulkan doa kita sesuai denganrancanganNya yang mungkin di luar jangkaan kita.
Ketiga : Tiada yang mustahil bagi Tuhan
>> Sumber: http://1001motivation.blogspot.com/2008/02/kisah-penjual-tempe.html
Pada suatu pagi, seperti biasa, ketika beliau sedang bersiap-siap untuk pergi menjual tempenya, tiba tiba dia tersedar yang tempenya yang diperbuat daripada kacang kedelai hari itu masih belum menjadi, separuh jadi. Biasaannya tempe beliau telah masak sebelum berangkat. Diperiksanya beberapa bungkusan yang lain. Ternyatalah memang semuanya belum masak lagi. Perempuan tua itu berasa amat sedih sebab tempe yang masih belum jadi pastinya tidak akan laku dan tiadalah rezekinya pada hari itu.
Dalam suasana hatinya yang sedih, dia yang memang kuat beribadah teringat akan firman Tuhan yang menyatakan bahawa Tuhan dapat melakukan perkara-perkara ajaib, bahwa bagi Tuhan tiada yang mustahil. Lalu diapun mengangkat keduatangannya sambil berdoa , "Tuhan , aku memohon kepadaMu agar kacang kedelai ini menjadi tempe. Amin"Begitulah doa ringkas yang dipanjatkan dengan sepenuh hatinya. Dia sangat yakin bahawa Tuhan pasti mengabulkan doanya. Dengan tenang perempuan tua itu menekan-nekan bungkusan bakal tempe dengan hujung jarinya dan dia pun membuka sikit bungkusan itu untuk menyaksikan keajaiban kacang soya itumenjadi tempe. Namun, dia termenung seketika sebab kacang tu masih tetap kacang kedelai. Namun dia tidak putus asa, sebaliknya berfikir mungkin doanya kurang jelas didengar oleh Tuhan. Maka dia pun mengangkat kedua tangannya semula danberdoa lagi. "Tuhan, aku tahu bahawa tiada yang mustahil bagiMu. Bantulah aku supaya hari ini aku dapatmenjual tempe kerana inilah mata pencarianku. Aku mohon agar jadikanlah kacang kedelaiku ini kepada tempe, Amin". Dengan penuh harapan dan debaran dia pun sekali lagi membuka sedikit bungkusan tu. Apakah yang terjadi? Dia termangu dan hairan apabila tempenya masih tetap begitu!!
Sementara itu hari pun semakin meninggi sudah tentu pasar sudah mulai didatangi ramai orang. Dia tetap tidak kecewa atas doanya yang belum terkabul. Walaubagaimanapun karena keyakinannya yg sangat tinggi dia meneruskan untuk tetap pergi ke pasar membawa barang jualannya itu.
Perempuan tua itu pun berserah pada Tuhan dan meneruskan pemergian ke pasar sambil berdoa dengan harapan apabila sampai di pasar kesemua tempenya akan masak. Dia berfikir mungkin keajaiban Tuhan akan terjadi dalam perjalanannya kepasar. Sebelum keluar dari rumah, dia sempat mengangkat kedua tangannya untuk berdoa. "Tuhan, aku percaya, Engkau akan mengabulkan doaku. Sementara aku berjalan menuju kepasar, Engkau kurniakanlah keajaiban ini buatku, jadikanlah tempe ini.Amin".
Lalu dia pun berangkat. Di sepanjang perjalanan dia tetap tidak lupa membaca doa di dalam hatinya. Sesampai sahaja di pasar, segera dia meletakkan barang-barangnya. Hatinya betul-betul yakin yang tempenya sekarang mesti sudah menjadi. Dengan hati yg berdebar-debar dia pun membuka bakulnya dan menekan-nekan dengan jarinya setiap bungkusan tempeyang ada. Perlahan-lahan dia membuka sedikit daun pembungkusnya dan melihat isinya. Apa yang terjadi? Tempenya masih belum menjadi!! Dia pun kaget seketika lalu menarik nafas dalam-dalam. Dalam hatinya sudahmula merasa sedikit kecewa dan putus asa kepada Tuhan kerana doanya tidakdikabulkan. Dia merasakan Tuhan tidak adil. Tuhan tidak kasihan padanya, inilah satu-satunya sumber rezekinya, hasil jualan tempe.
Dia akhirnya cuma duduk saja tanpa memamerkan barang jualannya sebab dia berasakan bahwa tiada orang yang akan membeli tempe yang baru separuh jadi. Sementara itu hari pun semakin petang dan pasar sudah mulai sepi, para pembeli sudah mulai kurang. Dia melihat-lihat kawan-kawan sesama penjual tempe, tempe mereka sudah hampir habis. Dia tertunduk lesu seperti tidak sanggup menghadapi kenyataan bahwa hari ini tidak ada hasil jualan yang bisa dibawa pulang. Namun jauh disudut hatinya masih menaruh harapan terakhir kepada Tuhan, pasti Tuhan akan menolongnya. Walaupun dia tahu bahawa pada hari itu dia tidak akan dapat pendapatan langsung, namun dia tetap berdoa buat kali terakhir, "Tuhan,berikanlah penyelesaian terbaik terhadap tempeku yang belum menjadi ini.
"Tiba-tiba dia dikejutkan dengan teguran seorang wanita."Maaf ya, saya ingin bertanya, apa ibu menjual tempe yang belum menjadi? Dari tadi saya sudah pusing keliling pasar ini untuk mencarinya tapi masih belum ketemu lagi."Dia termenung dan terkanget-kaget seketika. Hatinya terkejut sebab sejak berpuluh tahun menjual tempe, tidak pernah seorang pun pelanggannya mencari tempe yang belum menjadi. Sebelum dia menjawab pertanyaan wanita di depannya itu, cepat-cepat dia berdoa di dalam hatinya "Tuhan, saat ini aku tidak mahu tempe ini jadi lagi. Biarlah tempe ini seperti semula, Amin". Sebelum dia menjawab pertanyaan wanita itu, dia membuka sedikit daun penutup tempenya. Alangkah kagetnya dia, ternyata memang benar tempenya masih belum menjadi!
Dia pun rasa gembira dalam hatinya dan bersyukur pada Tuhan. Wanita itu pun memborong habis semua tempenya yang belum jadi itu. Sebelum wanita tu pergi, dia sempat bertanya wanita itu, "Mengapa hendak membeli tempe yang belum jadi?" Wanita itu menerangkan bahwa anaknya yang kini berada di Inggris ingin makan tempe dari desa. Kerana tempe itu akan dikirimkan ke England, si ibu tadi membeli tempe yang belum jadi lagi supaya apabila sampai di Inggris nanti akan menjadi tempe yang sempurna. Kalau dikirimkan tempe yang sudah jadi, nanti di sana tempe itu sudah tidak enak lagi dan rasanya pun kurang sedap. Perempuan tua itu pun keheranan dan berfikir rupa-rupanya doanya sudah dimakbulkan oleh Tuhan...
Moral:
Pertama: Kita sering memaksakan kehendak kita kepada Tuhan sewaktu berdoa,padahal sebenarnya Tuhan lebih mengetahui apa yang kita perlukan dan apayang terbaik untuk diri kita.
Kedua:. Sentiasalah berdoa dalam menjalani kehidupan seharian kita sebagaihambaNya yang lemah. Jangan sekali-kali berputus asa terhadap apa yangdipinta. Percayalah bahawa Tuhan akan mengabulkan doa kita sesuai denganrancanganNya yang mungkin di luar jangkaan kita.
Ketiga : Tiada yang mustahil bagi Tuhan
>> Sumber: http://1001motivation.blogspot.com/2008/02/kisah-penjual-tempe.html
Kisah Pokok Epal
Suatu masa dahulu, terdapat sebatang pokok epal yang amat besar. Seorang kanak-kanak lelaki begitu gemar bermain-main di sekitar pokok epal ini setiap hari. Dia memanjat pokok tersebut, memetik serta memakan epal sepuas-puas hatinya, dan adakalanya dia berehat lalu terlelap di perdu pokok epal tersebut. Budak lelaki tersebut begitu menyayangi tempat permainannya. Pokok epal itu juga menyukai budak tersebut.
Masa berlalu... budak lelaki itu sudah besar dan menjadi seorang remaja. Dia tidak lagi menghabiskan masanya setiap hari bermain di sekitar pokok epal tersebut. Namun begitu, suatu hari dia datang kepada pokok epal tersebut dengan wajah yang sedih.
"Marilah bermain-mainlah di sekitarku," ajak pokok epal itu.
"Aku bukan lagi kanak-kanak, aku tidak lagi gemar bermain dengan engkau," jawab budak remaja itu.
"Aku mahukan permainan. Aku perlukan wang untuk membelinya," tambah budak remaja itu dengan nada yang sedih.
Lalu pokok epal itu berkata, "Kalau begitu, petiklah epal-epal yang ada padaku. Jualkannya untuk mendapatkan wang. Dengan itu, kau dapat membeli permainan yang kau inginkan."
Budak remaja itu dengan gembiranya memetik semua epal di pokok itu dan pergi dari situ. Dia tidak kembali lagi selepas itu. Pokok epal itu merasa sedih.
Masa berlalu...
Suatu hari, budak remaja itu kembali. Dia semakin dewasa. Pokok epal itu merasa gembira.
"Marilah bermain-mainlah di sekitarku," ajak pokok epal itu.
"Aku tiada masa untuk bermain. Aku terpaksa bekerja untuk mendapatkan wang. Aku ingin membina rumah sebagai tempat perlindungan untuk keluargaku. Bolehkah kau menolongku?" Tanya budak itu.
"Maafkan aku. Aku tidak mempunyai rumah. Tetapi kau boleh memotong dahan-dahanku yang besar ini dan kau buatlah rumah daripadanya." Pokok epal itu memberikan cadangan.
Lalu, budak yang semakin dewasa itu memotong kesemua dahan pokok epal itu dan pergi dengan gembiranya. Pokok epal itu pun tumpang gembira tetapi kemudiannya merasa sedih kerana budak itu tidak kembali lagi selepas itu.
Suatu hari yang panas, seorang lelaki datang menemui pokok epal itu. Dia sebenarnya adalah budak lelaki yang pernah bermain-main dengan pokok epal itu. Dia telah matang dan dewasa.
"Marilah bermain-mainlah di sekitarku," ajak pokok epal itu.
"Maafkan aku, tetapi aku bukan lagi budak lelaki yang suka bermain-main di sekitarmu. Aku sudah dewasa. Aku mempunyai cita-cita untuk belayar. Malangnya, aku tidak mempunyai bot. Bolehkah kau menolongku?" tanya lelaki itu.
"Aku tidak mempunyai bot untuk diberikan kepada kau. Tetapi kau boleh memotong batang pokok ini untuk dijadikan bot. Kau akan dapat belayar dengan gembira," cadang pokok epal itu.
Lelaki itu merasa amat gembira dan menebang batang pokok epal itu. Dia kemudiannya pergi dari situ dengan gembiranya dan tidak kembali lagi selepas itu.
Namun begitu, pada suatu hari, seorang lelaki yang semakin dimamah usia, datang menuju pokok epal itu. Dia adalah budak lelaki yang pernah bermain di sekitar pokok epal itu.
"Maafkan aku. Aku tidak ada apa-apa lagi nak diberikan kepada kau. Aku sudah memberikan buahku untuk kau jual, dahanku untuk kau buat rumah, batangku untuk kau buat bot. Aku hanya ada tunggul dengan akar yang hampir mati..." kata pokok epal itu dengan nada pilu.
"Aku tidak mahu epalmu kerana aku sudah tiada bergigi untuk memakannya, aku tidak mahu dahanmu kerana aku sudah tua untuk memotongnya, aku tidak mahu batang pokokmu kerana aku berupaya untuk belayar lagi, aku merasa penat dan ingin berehat," jawab lelaki tua itu.
"Jika begitu, berehatlah di perduku," cadang pokok epal itu.
Lalu lelaki tua itu duduk berehat di perdu pokok epal itu dan berehat. Mereka berdua menangis kegembiraan.
Moral:
Cerita ini sengaja dipaparkan untuk mengajak para remaja berfikir tentang pengajaran di sebalik cerita tersebut. Sebenarnya pokok epal yang dimaksudkan dalam cerita itu adalah kedua-dua ibu bapa kita. Bila kita masih muda, kita suka bermain dengan mereka. Ketika kita meningkat remaja, kita perlukan bantuan mereka untuk meneruskan hidup. Kita tinggalkan mereka dan hanya kembali meminta pertolongan apabila kita di dalam kesusahan. Namun begitu, mereka tetap menolong kita dan melakukan apa sahaja asalkan kita bahagia dan gembira dalam kehidupan.
Anda mungkin terfikir bahawa budak lelaki itu bersikap kejam terhadap pokok epal itu, tetapi fikirkanlah itu hakikatnya bagaimana kebanyakan anak-anak masa kini melayan ibu bapa mereka. Jangan hanya kita menghargai mereka semasa menyambut Hari Ibu dan Hari Bapa setiap tahun. Semoga kisah ini memberi keinsafan kepada kita semua.
>>Sumber: http://komuniti.iluvislam.com/topic/27344-kisah-pokok-epal-khas-buat-ibu-abah/
Masa berlalu... budak lelaki itu sudah besar dan menjadi seorang remaja. Dia tidak lagi menghabiskan masanya setiap hari bermain di sekitar pokok epal tersebut. Namun begitu, suatu hari dia datang kepada pokok epal tersebut dengan wajah yang sedih.
"Marilah bermain-mainlah di sekitarku," ajak pokok epal itu.
"Aku bukan lagi kanak-kanak, aku tidak lagi gemar bermain dengan engkau," jawab budak remaja itu.
"Aku mahukan permainan. Aku perlukan wang untuk membelinya," tambah budak remaja itu dengan nada yang sedih.
Lalu pokok epal itu berkata, "Kalau begitu, petiklah epal-epal yang ada padaku. Jualkannya untuk mendapatkan wang. Dengan itu, kau dapat membeli permainan yang kau inginkan."
Budak remaja itu dengan gembiranya memetik semua epal di pokok itu dan pergi dari situ. Dia tidak kembali lagi selepas itu. Pokok epal itu merasa sedih.
Masa berlalu...
Suatu hari, budak remaja itu kembali. Dia semakin dewasa. Pokok epal itu merasa gembira.
"Marilah bermain-mainlah di sekitarku," ajak pokok epal itu.
"Aku tiada masa untuk bermain. Aku terpaksa bekerja untuk mendapatkan wang. Aku ingin membina rumah sebagai tempat perlindungan untuk keluargaku. Bolehkah kau menolongku?" Tanya budak itu.
"Maafkan aku. Aku tidak mempunyai rumah. Tetapi kau boleh memotong dahan-dahanku yang besar ini dan kau buatlah rumah daripadanya." Pokok epal itu memberikan cadangan.
Lalu, budak yang semakin dewasa itu memotong kesemua dahan pokok epal itu dan pergi dengan gembiranya. Pokok epal itu pun tumpang gembira tetapi kemudiannya merasa sedih kerana budak itu tidak kembali lagi selepas itu.
Suatu hari yang panas, seorang lelaki datang menemui pokok epal itu. Dia sebenarnya adalah budak lelaki yang pernah bermain-main dengan pokok epal itu. Dia telah matang dan dewasa.
"Marilah bermain-mainlah di sekitarku," ajak pokok epal itu.
"Maafkan aku, tetapi aku bukan lagi budak lelaki yang suka bermain-main di sekitarmu. Aku sudah dewasa. Aku mempunyai cita-cita untuk belayar. Malangnya, aku tidak mempunyai bot. Bolehkah kau menolongku?" tanya lelaki itu.
"Aku tidak mempunyai bot untuk diberikan kepada kau. Tetapi kau boleh memotong batang pokok ini untuk dijadikan bot. Kau akan dapat belayar dengan gembira," cadang pokok epal itu.
Lelaki itu merasa amat gembira dan menebang batang pokok epal itu. Dia kemudiannya pergi dari situ dengan gembiranya dan tidak kembali lagi selepas itu.
Namun begitu, pada suatu hari, seorang lelaki yang semakin dimamah usia, datang menuju pokok epal itu. Dia adalah budak lelaki yang pernah bermain di sekitar pokok epal itu.
"Maafkan aku. Aku tidak ada apa-apa lagi nak diberikan kepada kau. Aku sudah memberikan buahku untuk kau jual, dahanku untuk kau buat rumah, batangku untuk kau buat bot. Aku hanya ada tunggul dengan akar yang hampir mati..." kata pokok epal itu dengan nada pilu.
"Aku tidak mahu epalmu kerana aku sudah tiada bergigi untuk memakannya, aku tidak mahu dahanmu kerana aku sudah tua untuk memotongnya, aku tidak mahu batang pokokmu kerana aku berupaya untuk belayar lagi, aku merasa penat dan ingin berehat," jawab lelaki tua itu.
"Jika begitu, berehatlah di perduku," cadang pokok epal itu.
Lalu lelaki tua itu duduk berehat di perdu pokok epal itu dan berehat. Mereka berdua menangis kegembiraan.
Moral:
Cerita ini sengaja dipaparkan untuk mengajak para remaja berfikir tentang pengajaran di sebalik cerita tersebut. Sebenarnya pokok epal yang dimaksudkan dalam cerita itu adalah kedua-dua ibu bapa kita. Bila kita masih muda, kita suka bermain dengan mereka. Ketika kita meningkat remaja, kita perlukan bantuan mereka untuk meneruskan hidup. Kita tinggalkan mereka dan hanya kembali meminta pertolongan apabila kita di dalam kesusahan. Namun begitu, mereka tetap menolong kita dan melakukan apa sahaja asalkan kita bahagia dan gembira dalam kehidupan.
Anda mungkin terfikir bahawa budak lelaki itu bersikap kejam terhadap pokok epal itu, tetapi fikirkanlah itu hakikatnya bagaimana kebanyakan anak-anak masa kini melayan ibu bapa mereka. Jangan hanya kita menghargai mereka semasa menyambut Hari Ibu dan Hari Bapa setiap tahun. Semoga kisah ini memberi keinsafan kepada kita semua.
>>Sumber: http://komuniti.iluvislam.com/topic/27344-kisah-pokok-epal-khas-buat-ibu-abah/